Kamis, 20 November 2014

KEKASIH TERBAIK UNTUK KEKASIH TERBAIKKU (Surat Buat Kekasih)

Sebuah Cerpen, Oleh : Alif Babuju


          Terlalu banyak pengorbananmu untukku. Keikhlasanmu menerimaku seadanya telah membutakan mata hatimu untuk menilai diriku yang sesungguhnya. Kau lihat dan tahu  sendiri kan? Bahwa hampir setiap hari kuhabiskan waktu untuk merangkai imajinasi dan merangkak dalam karir yang bagi kebanyakan orang dianggap tidak waras. Tak ada mentari yang menghangatkan asamu atau bulan yang kan menyinari kelammu dari keadaanku saat ini untuk masa yang akan datang. Bersamaku kau hanya akan menjadi buah bibir teman-temanmu yang pandai memilih pasangan hidup yang tidak sepertiku. Aku tak bisa menghadirkan indah dalam hidupmu. Aku tak punya harta yang berlimpah untuk membuatmu tersenyum dikala suka maupun duka. Kaupun merasakannya kini. Aku menjadi pribadi yang tertutup. Malu dan minder saat kau mengajakku menghadiri acara mewah teman-temanmu karena keadaanku yang semakin terpuruk. Aku tak memiliki jiwa ksatria selayaknya lelaki-lelaki unggul. Keterbatasan hidup ditengan himpitan keadaan yang memilukan telah menciptakan diriku menjadi lesuh dan tak berdaya ditengan kerumunan sosial yang masing-masing berkelengkapan. Aku tak pernah membalas waktumu yang selalu ada untukku. “Aku tak peduli mesti dunia mengutuk. Aku hanya ingin bersamamu dalam hidupku.” Katamu. Tapi, kau tidak mengerti dengan apa yang engkau ucapkan sayang…Hidup tak hanya butuh cinta. Kebutuhan hidup lebih dari itu dan bahkan tak mengenal tapal batas.
           Benar kata orangtuamu saat menasehati kita ketika engkau mengajak aku pertama kali kerumahmu. Aku masih ingat dengan jelas nasehat itu. Nasehat itu pula yang menyinari setiap langkahku untuk hati-hati dalam menentukan pilihan. Nasehat yang sarat akan nilai dan petuah kehidupan. Nasehat yang mencerahkan masa depan di dunia hingga usai masa berhenti berkitar. “Nak, kerja dimana ? Asalmu dari mana ? siapa nama orangtuamu?” Demikianlah beberapa pertanyaan Ibundamu saat itu yang kemudian dilanjutkan dengan nasehat untuk kita. Kau masih ingat kan nasehat itu sayang? Satu hal yang kusimpan rapi dalam ingatan dan rasaku dari untaian nasehat itu sayang. Bahwa orangtuamu pernah menyindir kita dengan menceritakan tentang kondisi aqidah dan cara keber-agama-an anak tetanggamu. Aku yang hadir dengan penampilan kusut dan berambut gondrong kala itu, menjadi malu. Akupun tahu diri agar engkaupun menyadarinya sayang….bahwa untuk menjadi imam yang baik bagimu berdasarkan wasiat kanjeng rasul akupun tidak mungkin. Lalu apa yang membuatmu tetap bertahan memintal hubungan denganku ?
               Berhentilah bersikap bodoh dengan caramu yang terlalu berlebihan menaruh rasa dan perhatian padaku. Tepislah cercaan dan hinaan semua orang karena engkau memilih aku yang tak jelas menjadi kekasihmu. Dan yang paling penting ciptakan senyuman kegirangan orangtuamu dengan mencarikan calon menantu terbaik seperti yang mereka inginkan. Tak ada yang istimewa dalam diriku untukmu. Bersamaku adalah bencana yang akan menimpamu kini, nanti dan dikehidupan selanjutnya.
              Ikhlasmu yang terpancar dalam kemuliaan dan kebaikan sikapmu padaku tak bisa kusangkal. Kau tak ada duanya sebagai wanita dan kekasih terbaik yang pernah kumiliki dalam hidup ini. Akupun tak rela melepasmu dan tak sudi harus berpindah kelain hati. Namun, harus aku sadari bahwa aku bukanlah lelaki terbaik bagi wanita baik sepertimu. Aku harus bijak dan ikhlas melepaskamu. Karena kutahu, bersamaku kata “bahagia” itu tak akan kau temukan.
           Jangan bilang aku tidak mencintaimu. Itu tidak benar, Justru aku mencintaimu lebih dari segala yang kupunya. Aku bisa saja melupakan diriku sendiri. Tapi, melupakanmu tidak akan. Sudalah…jangan menyikasa dirimu dengan memikirkan aku. Menurutku bukan itu yang penting. Yang terpenting saat ini adalah berfikirlah untuk membalas jasa orangtuanmu. Merekalah yang lebih layak bahagia karena telah melahirkanmu. Bukan aku. Dan satu hal yang harus kamu tahu sayang…Selalulah menjadi pemenang. Bungkam cercaan dan hinaan semua orang dan teman-temanmu yang selama ini menilaimu tidak mampu mendapatkan lelaki baik seperti mereka. Aku rasa engkaupun tahu sayang…bahwa sumber dari hinaan itu karena kau memilih aku. Sudah saatnya kau harus mendapatkan yang lebih baik dari aku. Lelaki tangguh yang bisa menjadi imam yang baik untukmu. Ksatria hebat yang akan bersamamu menakhodai bahtera kelak. Imam yang kan mencerahkan hidupmu kini, nanti hingga usai kematianmu. Aku akan membantumu menggapai itu semua. 
              Maafkan aku yang tahu diri jika menyakitimu.  Kepergianku tanpa sepengetahuanmu kala itu memang kesengajaanku. Aku hanya tak tega jika aku harus  menjadi alasan bagi orang lain menyakitimu. Kau wanita baik. Tak usalah memikirkan aku atas apa yang mereka lakukan. Aku sudah terbiasa dengan hal itu. Itulah keyantaan hidupku sesungguhnya. Mereka berkata sesuai dengan keadaanku. Tak ada yang salah. Akupun tak merasa sakit sayang….
        Kau lebih dari sekedar kekasihku. Kau adalah guru terbaikku. Kaulah yang menuntunku mengenal sajadah dan percikan air wuduh. Kau jua yang membangkitkan energi rasaku  untuk mencintai Tuhan dengan amat sangat. Kau yang selau mengajarkan aku beristigfar dan bersyukur.  Jasamu tak terhingga padaku wahai wanita agung. Sudah saatnya aku berbalas budi padamu. Kau layak menjadi ratu bagi lelaki Mukmin. Bukan aku yang masih merangkak dan mengeja dalam persoalan agama.
           Kepergianku meninggalkanmu tanpa kabar adalah pilihan sadar agar kau mudah melupakanku. Aku sangat bahagia ketika mendengar kabar kau telah menjalin cinta dengan dia. Aku  terharu dan meneteskan air mata bahagia ketika mendengar orangtuamu juga bangga dengan pilihanmu. Sujud syukurku pada Tuhan atas anugerah ini. Aku bahagia sayang….sungguh aku bahagia.
         Orang yang kini menjadi kekasihmu adalah sahabatku. Aku tahu betul dia seperti apa dan orangnya bagaimana. Dia lelaki baik, beriman dan saleh. Hari-harinnya Ia habiskan hanya dimasjid. Semua yang Ia lakukan dalam hidupnya selalu karena Allah. Dia sangat cocok untukmu. Kalian sama-sama memiliki apa yang tidak aku miliki.
              Semoga dia telah menceritakannya padamu sayang...bahwa akulah yang memberikan nomor Hand Phonemu padanya. Akulah yang bercerita banyak tentangmu padanya. Dia adalah sahabat yang memungut aku saat aku hampir putus asa dan terlantar dirantauan ketika meninggalkanmu, tanpa sepengetahuanmu kala itu. Kebetulan Ia sedang mencari pasangan yang saleha dan akupun menceritakanmu padanya. Aku juga yang menunjukkan photomu padanya. Aku mampu meyakinkan dirinya dengan ceritaku tentangmu hingga akhirnya Ia pulang untuk menemuimu. Dia tahu bangat tentang kisah kita karena aku juga menceritakannya. Satu hal yang aku mohon padanya kala itu sayang. Yakni, “jangan sampai Ia tahu bahwa aku sedang kerja disini dan akulah yang memperkenalkan dia padamu.”  Itu janji kami sayang…Tapi, jujur…Aku bahagia kini dan semoga engkau bahagia bersamanya. Tuhan memang adil kan sayang ? Bahwa janjinya akan mempertemukan wanita baik dengan lelaki baik benar-benar terwujud.  Akulah yang memintanya untuk menjadikanmu pilihan tepat.
__KAMAR KOST,21 November 2014
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Kritik & Saran konstruktif Pembaca sangat Kami harapkan