Minggu, 24 Agustus 2014

NOKTAH PERAWAN TUMPAH DIKANTIN SEKOLAH

Oleh : Alif Babuju
 
“Aku menyesal mengenalmu…,Aku muak menjadi kekasihmu…,     Aku benci hidup ini!!! ”. Plakkk…….,Anto membanting gelas berisi minuman dingin itu hingga serpihannya berhamburan kelantai. Wajah Pemuda itu terlihat bringas sedang mulutnya tak henti  mengeluarkan kata kasar kepada kekasihnya.
Mendengar suara itu, Bu Ashri pemilik kantin sekolah terkejut. Ia berlari menuju bilik kecil bagian belakang kantinnya.  Dibukanya pintu bilik tersebut. Wanita separuh baya yang biasanya ramah dan murah senyum itu, seketika berubah. Tatapan bu Ashri tajam dan raut mukanya nampak merah. Pertengkaran sepasang kekasih itu sejak tadi telah membuatnya risih. Kini pertengkaran keduanya telah mencapai puncak. Gelas milik Bu Ashri turut menjadi sasaran amukan. Sambil mengomel Bu Ashri memungut dengan hati-hati serpihan gelas yang hampir memenuhi setiap  lantai  kantin. Merasa bersalah dengan sikap Anto kekasihnya, Wina turut membungkuk kelantai membantu bu Ashri memungut serpihan gelas yang dibanting Anto. Namun, bu Ashri segera membentaknya;
“Keluar dari sini…, ayo…bertengkar diluar sana”.  Bentak bu Ashri.
Tak peduli dengan omelan bu Ashri, Wina terus berupaya memungut serpihan gelas itu. Sedang Anto masih duduk terdiam dengan wajah kaku diatas kursi. kedua tangannya diletakkan diatas meja dan jemarinya sibuk mengotak-atik Hand Phone genggam miliknya. Tidak seperti biasanya, sikap Anto kali ini terkesan sedang menghadapi masalah serius. Setiap murid yang makan dan minum dikantin Bu Ashri telah akur seperti hubungan keluarga. Omelan bu Ashri sekalipun serius terkadang tak dipedulikan oleh para murid. Demikian juga dengan Wina dan Anto. Meski  telah membuat Bu Ashri marah, mereka tetap saja tak peduli.
Selesai memungut serpihan gelas dengan dibantu oleh Wina,  Bu Ashri, menuju bagian belakang kantin membuang serpihan gelas ke tong sampah lalu mencuci tangan. Sedang Wina menggapai sapu yang disandarkan dibalik pintu, kemudian menyapu lantai untuk memastikan bahwa serpihan gelas  tidak ada yang tersisa.
Anto dan Wina hari ini bolos sekolah. Di kantin Bu Ashri menjadi tempat yang aman bagi keduanya untuk bersembunyi sambil menunggu jam pulang. Bu Ashri juga telah terbiasa menjadikan kantinnya tempat sembunyi bagi murid yang bolos. Karena murid yang menjadikan kantinnya tempat sembunyi harus membeli minuman atau makanan. Jika tidak, Ia tidak segan-segan melapor pada satpam sekolah. Dikantin Bu Ashri ada bilik tertutup bagian belakang kantin yang biasanya digunakan untuk bersembunyi bagi pecinta bolos. Tidak hanya sekedar tempat sembunyi. Bilik kecil yang tertutup itu, juga kerap dijadikan tempat berbuat tidak senonoh oleh beberapa pasang kekasih. Dibilik kantin inilah kisah-kasih terlarang Anto dan Wina berawal.
            Sudah sejak sejam yang lalu, Anto dan Wina berada didalam bilik kantin milik Bu Ashri. Sejak pertama  datang, keduanya  telah terlibat adu mulut dan berakhir dengan pertengkaran serius hingga membuat Anto membanting gelas. Dikantin itu, hanya ada Anto, Wina dan Bu Ashri.  Pertengkaran Anto dan Wina belum tahu apa penyebabnya.
Usai mencuci tangan Bu Ashri bergegas kembali menemui Anto dan Wina. Rupanya Ia penasaran dengan masalah yang dialami kedua langganannya tersebut. Sedang Anto dan Wina masih duduk kaku dan membisu. Pertengkaran diantara mereka tidak berlanjut setelah Anto membanting gelas. Setibanya dalam bilik itu, Bu Ashri duduk diantara mereka lalu mencoba menengahi persoalan. Suara Bu Ashri terdengar lembut tak tegang seperti saat marah tadi. Kehadirannya diantara Anto dan Wina seperti orangtua bijak yang hendak menasehati anak-anaknya. Dengan nada lemah lembut Ia mulai bertanya pada sepasang kekasih tersebut;
“Anto, ada masalah apa nak…?” Tanya Bu Ashri.
Anto hanya diam saja. Kepalanya tertunduk menatap Hp yang sedari tadi ia pencet tak karuan. Wajah pemuda itu nampak murung. Sedang Wina hanya bisa bingung. Melihat kondisi Anto yang tidak mungkin untuk ditanya, Bu Ashri berpaling pada Wina.
“Win…, ada apa ha…?” Bu Ashri kembali bertanya pada Wina.
Sesaat ketika Wina hendak menjawab, Anto bangun dari tempat duduknya lalu menggapai tas ransel miliknya kemudian berjalan keluar dari bilik itu. Melihat sikap Anto, Bu Ashri dan Wina hanya bisa diam. Dari balik celah dinding bilik itu, Bu Ashri mengintip. Rupanya Anto keluar dari dalam bilik kemudian merangkak naik diatas tembok pagar sekolah lalu pulang.
Setelah Anto pergi, kini tinggal Wina dan Bu Ashri. Disaat itulah Wina bercerita kepada Bu Ashri sebab dari pertengkaran mereka. Alangkah terkejunya Bu Ashri mendengar cerita Wina. Rupanya Wina hamil. Anto memaksa Wina menggugurkan kandungannya. Namun, Ia menolak. Memaksa wina menggugurkan kandungan sudah kerap dilakukan Anto setelah tahu Wina Hamil. Ini kesekian kalinya Wina terus berusaha mempertahankan benih dalam rahimnya itu.
Semakin panjang lebar Wina bercerita tentang kisah hubungang bejatnya dengan Anto, semakin menyayat hati Bu Ashri. Yang membuatnya meneteskan air mata adalah saat Wina mengakui dengan jujur dan polos bahwa di kantin sekolah milik Bu Ashrilah Anto pertama kali merenggut keperawanannya. Tidak hanya meneteskan air mata. Bu Ashri juga Nampak takut. Ini jelas terlihat dari raut wajah dan tubuhnya yang menggigil. Bu Ashri merasa bersalah bercampur takut. Ia merasa bersalah karena selama ini telah menjadikan kantinnya sebagai ruang bersembunyi dan pacaran. Bu Ashri juga takut jika perbuatannya ini ketahuan oleh pihak sekolah dan orangtua murid.
Pertengkaran yang awalnya milik Anto dan Wina, kini menjalar menjadi persoalan Bu Ashri  pula. Ia merangkul Wina dalam dekapannya sambil menangis tersedu-sedu. Wina seorang gadis belia merasa terharu dengan keprihatinan Bu Ashri. Akibat dari masalah tersebut, Bu Ashripun segera menutup kantinnya hari itu lebih awal sebelum jam istirahat sekolah. Sedang Ia dan Wina tetap dalam kantin untuk membahas persoalan itu.
Lama Wina dan Bu Ashri bercerita tentang masalah tersebut didalam katin, hingga berhujung menemukan solusi masalah yang dihadapi Wina. Bu Ashri siap membantu Wina setelah keduanya sepakat dengan solusi yang mereka temukan bersama. Solusinya adalah Bu Ashri siap mengantarkan Wina pada orangtuanya untuk memberitahukan masalah yang tengah dihadapi Wina. Meski awalnya ragu dan takut,  akhirnya  Wina bersedia setelah dibujuk oleh Bu Ashri. Singkat  cerita, setelah menempuh berbagai tantangan akhirnya Anto dan Wina menikah. Mereka menikah diusia dini dan terpaksa harus putus sekolah. Wina berterima kasih pada Bu Ashri atas upayanya dalam membantu mereka menyelesaikan masalah ini.
Dua tahun kemudian Wina kembali mendatagi Bu Ashri  dikantinnya. Saat berkunjung disana Wina membawa serta Aditya bersamanya. Melihat kedatangan Wina, Bu Ashri sangat senang. Apalagi saat melihat Aditya buah hati Wina dan Anto yang dulu  Ia selamatkan. Dengan senang hati ia menggendong sikecil itu sembari memberikan beberapa bungkus makanan ringan yang Ia jual di kantinnya. Namun ada yang janggal dalam pertemuan itu. Saat Bu Ashri mempertanyakan Anto, Wina malah terdiam.  Lama Bu Ashri terus mengorek-ngorek tentang keadaan Anto pada Wina, hingga akhirnya Wina menjawab. Rupanya setelah melahirkan Anto pergi tinggalkan Wina. Menurut kabar, anto telah keluar negeri. Disisi lain ada yang bilang Anto sengaja dibawah oleh orangtuanya keluar daerah untuk melanjutkan sekolah. mendengar cerita Wina, Bu Ashri kembali meneteskan air mata. Dirangkulnya Wina dan Aditya dalam pelukannya.
Perjalanan hidup Wina yang kini ditinggal suaminya membuat Bu Ashri kembali merasa bersalah. Berkat Ialah mereka bisa melanjutkan hubungan kejenjang pernikahan. Kini apa yang Ia upayakan itu tinggal isapan jempol belaka. Tidak hanya itu, kisah Wina mengingatkan Bu Ashri tentang kisahnya dimasa silam. Iapun berbagi cerita dengan Wina tentang kisahnya tersebut. Kisahnya hampir mirip dengan Wina. Dulu ia juga mengalami hal yang sama. Bu Ashri gagal sekolah karena hamil diusia dini disaat duduk dibangku SMP. Keperawanan Bu Ashri awalnyapun direnggut oleh kekasihnya di kantin sekolah. Iapun menikah diusia dini lalu dikucilkan oleh keluarganya. Bedanya dengan Wina adalah Bu Ashri menikah dan rumah tangganya langgeng. Suami Bu Ashri  adalah anak penjaga sekolah yang kini menjadi tempat Ia membangun usaha kantinnya. Sekolah yang akhirnya menjadi SMA Wina juga. Perbedaan keduanya adalah Bu Ashri menikah dan melepas keperawanannya dikantin  SMP sedangkan Wina di kantin  SMA. Hanya tempat, jenjang sekolahnya dan hubungan rumah tangga saja yang beda dari kisah kedua wanita tersebut. Jika dulu Bu Ashri menjadi korban nafsuh dikantin milik orang, kini Wina mengalami hal serupa dikantin milik Bu Ashri. Mendengar cerita Bu Ashri, Wina meneteskan air mata meratapi kisah mereka. Keduanya saling merangkul.
*** Cerita diatas hanya ilusi. Mohon maaf jika ada kesamaan nama & kisah
Dedicate To :
*      Para Penghianat Rasa
*      Remaja Usia Dini
*      Segenap Pecinta Cerpen  &
*      Para Ilusionis Sejati
=====Kamar Kost, 24/8/2014


Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Kritik & Saran konstruktif Pembaca sangat Kami harapkan