Mendengar suara itu, Bu Ashri pemilik kantin
sekolah terkejut. Ia berlari menuju bilik kecil bagian belakang kantinnya. Dibukanya pintu bilik tersebut. Wanita separuh
baya yang biasanya ramah dan murah senyum itu, seketika berubah. Tatapan bu Ashri
tajam dan raut mukanya nampak merah. Pertengkaran sepasang kekasih itu sejak tadi
telah membuatnya risih. Kini pertengkaran keduanya telah mencapai puncak. Gelas
milik Bu Ashri turut menjadi sasaran amukan. Sambil mengomel Bu Ashri memungut
dengan hati-hati serpihan gelas yang hampir memenuhi setiap lantai kantin. Merasa bersalah dengan sikap Anto kekasihnya,
Wina turut membungkuk kelantai membantu bu Ashri memungut serpihan gelas yang
dibanting Anto. Namun, bu Ashri segera membentaknya;
“Keluar
dari sini…, ayo…bertengkar diluar sana”. Bentak bu Ashri.
Tak peduli dengan omelan bu Ashri, Wina terus
berupaya memungut serpihan gelas itu. Sedang Anto masih duduk terdiam dengan wajah
kaku diatas kursi. kedua tangannya diletakkan diatas meja dan jemarinya sibuk
mengotak-atik Hand Phone genggam miliknya. Tidak seperti biasanya, sikap Anto
kali ini terkesan sedang menghadapi masalah serius. Setiap murid yang makan dan
minum dikantin Bu Ashri telah akur seperti hubungan keluarga. Omelan bu Ashri
sekalipun serius terkadang tak dipedulikan oleh para murid. Demikian juga
dengan Wina dan Anto. Meski telah
membuat Bu Ashri marah, mereka tetap saja tak peduli.
Selesai memungut serpihan gelas dengan dibantu
oleh Wina, Bu Ashri, menuju bagian
belakang kantin membuang serpihan gelas ke tong sampah lalu mencuci tangan. Sedang
Wina menggapai sapu yang disandarkan dibalik pintu, kemudian menyapu lantai
untuk memastikan bahwa serpihan gelas tidak ada yang tersisa.
Anto dan Wina hari ini bolos sekolah. Di
kantin Bu Ashri menjadi tempat yang aman bagi keduanya untuk bersembunyi sambil
menunggu jam pulang. Bu Ashri juga telah terbiasa menjadikan kantinnya tempat
sembunyi bagi murid yang bolos. Karena murid yang menjadikan kantinnya tempat
sembunyi harus membeli minuman atau makanan. Jika tidak, Ia tidak segan-segan
melapor pada satpam sekolah. Dikantin Bu Ashri ada bilik tertutup bagian
belakang kantin yang biasanya digunakan untuk bersembunyi bagi pecinta bolos. Tidak
hanya sekedar tempat sembunyi. Bilik kecil yang tertutup itu, juga kerap
dijadikan tempat berbuat tidak senonoh oleh beberapa pasang kekasih. Dibilik
kantin inilah kisah-kasih terlarang Anto dan Wina berawal.
Sudah
sejak sejam yang lalu, Anto dan Wina berada didalam bilik kantin milik Bu
Ashri. Sejak pertama datang,
keduanya telah terlibat adu mulut dan
berakhir dengan pertengkaran serius hingga membuat Anto membanting gelas.
Dikantin itu, hanya ada Anto, Wina dan Bu Ashri. Pertengkaran Anto dan Wina belum tahu apa
penyebabnya.
Usai mencuci tangan Bu Ashri bergegas kembali
menemui Anto dan Wina. Rupanya Ia penasaran dengan masalah yang dialami kedua
langganannya tersebut. Sedang Anto dan Wina masih duduk kaku dan membisu.
Pertengkaran diantara mereka tidak berlanjut setelah Anto membanting gelas.
Setibanya dalam bilik itu, Bu Ashri duduk diantara mereka lalu mencoba
menengahi persoalan. Suara Bu Ashri terdengar lembut tak tegang seperti saat
marah tadi. Kehadirannya diantara Anto dan Wina seperti orangtua bijak yang
hendak menasehati anak-anaknya. Dengan nada lemah lembut Ia mulai bertanya pada
sepasang kekasih tersebut;
“Anto, ada masalah apa nak…?” Tanya Bu Ashri.
Anto hanya diam saja. Kepalanya tertunduk menatap Hp yang sedari tadi
ia pencet tak karuan. Wajah pemuda itu nampak murung. Sedang Wina hanya bisa
bingung. Melihat kondisi Anto yang tidak mungkin untuk ditanya, Bu Ashri
berpaling pada Wina.
“Win…, ada apa ha…?” Bu Ashri kembali bertanya pada Wina.
Sesaat ketika Wina hendak menjawab, Anto bangun dari tempat duduknya
lalu menggapai tas ransel miliknya kemudian berjalan keluar dari bilik itu.
Melihat sikap Anto, Bu Ashri dan Wina hanya bisa diam. Dari balik celah dinding
bilik itu, Bu Ashri mengintip. Rupanya Anto keluar dari dalam bilik kemudian
merangkak naik diatas tembok pagar sekolah lalu pulang.
Setelah Anto pergi, kini tinggal Wina dan Bu
Ashri. Disaat itulah Wina bercerita kepada Bu Ashri sebab dari pertengkaran
mereka. Alangkah terkejunya Bu Ashri mendengar cerita Wina. Rupanya Wina hamil.
Anto memaksa Wina menggugurkan kandungannya. Namun, Ia menolak. Memaksa wina
menggugurkan kandungan sudah kerap dilakukan Anto setelah tahu Wina Hamil. Ini
kesekian kalinya Wina terus berusaha mempertahankan benih dalam rahimnya itu.
Semakin panjang lebar Wina bercerita tentang
kisah hubungang bejatnya dengan Anto, semakin menyayat hati Bu Ashri. Yang
membuatnya meneteskan air mata adalah saat Wina mengakui dengan jujur dan polos
bahwa di kantin sekolah milik Bu Ashrilah Anto pertama kali merenggut
keperawanannya. Tidak hanya meneteskan air mata. Bu Ashri juga Nampak takut.
Ini jelas terlihat dari raut wajah dan tubuhnya yang menggigil. Bu Ashri merasa
bersalah bercampur takut. Ia merasa bersalah karena selama ini telah menjadikan
kantinnya sebagai ruang bersembunyi dan pacaran. Bu Ashri juga takut jika
perbuatannya ini ketahuan oleh pihak sekolah dan orangtua murid.
Pertengkaran yang awalnya milik Anto dan Wina,
kini menjalar menjadi persoalan Bu Ashri
pula. Ia merangkul Wina dalam dekapannya sambil menangis tersedu-sedu.
Wina seorang gadis belia merasa terharu dengan keprihatinan Bu Ashri. Akibat
dari masalah tersebut, Bu Ashripun segera menutup kantinnya hari itu lebih awal
sebelum jam istirahat sekolah. Sedang Ia dan Wina tetap dalam kantin untuk
membahas persoalan itu.
Lama Wina dan Bu Ashri bercerita tentang
masalah tersebut didalam katin, hingga berhujung menemukan solusi masalah yang
dihadapi Wina. Bu Ashri siap membantu Wina setelah keduanya sepakat dengan
solusi yang mereka temukan bersama. Solusinya adalah Bu Ashri siap mengantarkan
Wina pada orangtuanya untuk memberitahukan masalah yang tengah dihadapi Wina. Meski
awalnya ragu dan takut, akhirnya Wina bersedia setelah dibujuk oleh Bu Ashri.
Singkat cerita, setelah menempuh
berbagai tantangan akhirnya Anto dan Wina menikah. Mereka menikah diusia dini
dan terpaksa harus putus sekolah. Wina berterima kasih pada Bu Ashri atas
upayanya dalam membantu mereka menyelesaikan masalah ini.
Dua tahun kemudian Wina kembali mendatagi Bu
Ashri dikantinnya. Saat berkunjung
disana Wina membawa serta Aditya bersamanya. Melihat kedatangan Wina, Bu Ashri
sangat senang. Apalagi saat melihat Aditya buah hati Wina dan Anto yang
dulu Ia selamatkan. Dengan senang hati
ia menggendong sikecil itu sembari memberikan beberapa bungkus makanan ringan
yang Ia jual di kantinnya. Namun ada yang janggal dalam pertemuan itu. Saat Bu
Ashri mempertanyakan Anto, Wina malah terdiam.
Lama Bu Ashri terus mengorek-ngorek tentang keadaan Anto pada Wina,
hingga akhirnya Wina menjawab. Rupanya setelah melahirkan Anto pergi tinggalkan
Wina. Menurut kabar, anto telah keluar negeri. Disisi lain ada yang bilang Anto
sengaja dibawah oleh orangtuanya keluar daerah untuk melanjutkan sekolah.
mendengar cerita Wina, Bu Ashri kembali meneteskan air mata. Dirangkulnya Wina
dan Aditya dalam pelukannya.
Perjalanan hidup Wina yang kini ditinggal
suaminya membuat Bu Ashri kembali merasa bersalah. Berkat Ialah mereka bisa
melanjutkan hubungan kejenjang pernikahan. Kini apa yang Ia upayakan itu
tinggal isapan jempol belaka. Tidak hanya itu, kisah Wina mengingatkan Bu Ashri
tentang kisahnya dimasa silam. Iapun berbagi cerita dengan Wina tentang
kisahnya tersebut. Kisahnya hampir mirip dengan Wina. Dulu ia juga mengalami
hal yang sama. Bu Ashri gagal sekolah karena hamil diusia dini disaat duduk
dibangku SMP. Keperawanan Bu Ashri awalnyapun direnggut oleh kekasihnya di
kantin sekolah. Iapun menikah diusia dini lalu dikucilkan oleh keluarganya.
Bedanya dengan Wina adalah Bu Ashri menikah dan rumah tangganya langgeng. Suami
Bu Ashri adalah anak penjaga sekolah
yang kini menjadi tempat Ia membangun usaha kantinnya. Sekolah yang akhirnya
menjadi SMA Wina juga. Perbedaan keduanya adalah Bu Ashri menikah dan melepas
keperawanannya dikantin SMP sedangkan
Wina di kantin SMA. Hanya tempat,
jenjang sekolahnya dan hubungan rumah tangga saja yang beda dari kisah kedua
wanita tersebut. Jika dulu Bu Ashri menjadi korban nafsuh dikantin milik orang,
kini Wina mengalami hal serupa dikantin milik Bu Ashri. Mendengar cerita Bu
Ashri, Wina meneteskan air mata meratapi kisah mereka. Keduanya saling
merangkul.
***
Cerita diatas hanya ilusi. Mohon maaf jika ada kesamaan nama & kisah
Dedicate To :




=====Kamar
Kost, 24/8/2014